
KEMBARA TIMUR – Suasana GOR Kudungga pada Sabtu malam, 22 November 2025, terasa berbeda. Lampu sorot menembus tribun, suara musik bersahutan dengan tepuk tangan penonton. Di tengah keramaian itu, Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman, menutup gelaran Open Tournament Futsal Bupati Cup 2025, ajang yang selama beberapa pekan belakangan jadi magnet warga Sangatta dan sekitarnya.
Ardiansyah datang bersama sejumlah pejabat: Anggota DPRD Kutim Ardiansyah, Kepala Dispora Basuki Isnawan, Ketua TP PKK Ny. Hj. Siti Robiah, dan beberapa perwakilan forkopimda. Mereka menyaksikan langsung bagaimana turnamen ini bukan cuma soal siapa menang atau kalah, tapi tentang gairah olahraga yang makin terasa hidup di Kutim.
“Turnamen ini jangan berhenti di kompetisi saja,” kata Bupati. “Kita butuh regenerasi atlet. Dari sini harus muncul talenta baru yang bisa membawa nama Kutim lebih jauh.”
Dari awal laga final digelar, ritmenya memang cepat. JRW FC dan WBFC sama-sama tampil agresif. Tapi malam itu milik JRW FC. Gol cepat Aprianto membuka jalan, sebelum Tunadi mencetak hattrick yang membuat sorak penonton makin pecah.
Rian dan Dermawan ikut menambah gol. Sementara WBFC hanya bisa mencetak satu gol hiburan lewat Ramadhan. Laga berakhir 7–1, dan tidak ada keraguan siapa yang layak mengangkat trofi.
Saat kapten JRW FC mengangkat Piala Bergilir Bupati Cup, suasana GOR pecah oleh teriakan dan peluit panjang. Para pemain berpelukan, suporter ikut merayakan seperti mereka yang baru memenangkan final liga profesional.
Semangat yang Harus Dijaga
Kadispora Kutim, Basuki Isnawan, menyebut bahwa turnamen ini bukan hanya agenda tahunan, tetapi ruang penting bagi pembinaan atlet daerah.
“Yang penting semangatnya. Dari kompetisi seperti ini, kita bisa melihat siapa yang siap dibina lebih jauh,” ujarnya.
Bupati Cup 2025 pun akhirnya menutup rangkaian turnamen dengan cerita yang manis: pertandingan meriah, penonton penuh, dan lahirnya juara baru.(adv)




