Ragam

Setelah 5.000 Tahun, Asal-Usul Batu Misterius Stonehenge Akhirnya Terpecahkan

Kembaratimur.com – Di dunia ini, banyak sekali situs sejarah yang misterinya belum terungkap hingga sekarang. Meski begitu, beberapa situs tersebut masih berdiri tetap berdiri kokoh hingga sekarang.

Bahkan, tempatnya pun bisa dikunjungi para pelancong untuk sekadar berfoto atau melihat jejak keajaiban yang pernah terjadi di sana.

Namun ketika misteri tersebut akhirnya dapat terpecahkan, kita pada akhirnya dapat mengetahui sekaligus belajar tentang peradaban manusia di masa yang lampau.

Salah satu misteri yang telah terpecahkan adalah tentang asal-usul monumen batu Stonehenge yang berada di Inggris.

Misteri tentang dari mana situs fenomenal tersebut berasal akhirnya sudah diketahui, berkat sampel inti yang selama beberapa dekade terakhir disimpan di Amerika Serikat.

Setelah meneliti komposisi kimia batu misterius itu, para ahli dari Universitas Brighton akhirnya menyimpulkan bahwa 50 dari 52 batu Stonehenge berasal dari kawasan di tepi Marlborough Downs.

Lebih tepatnya, batu yang dikenal nama sarsen itu berasal dari sebuah situs yang berjarak sekitar 25 kilometer dari monumen Stonehenge, yakni di Hutan Bari, Wiltshire.

Selain itu, peneliti juga mengungkap asal usal usul batu Stonehenge yang lebih kecil atau dikenal sebagai bluestone. Setelah dilacak, batu tersebut ternyata berasal dari Wales.

Itu artinya, dapat disimpulkan bahwa monumen misterius berusia 5.000 tahun itu bukan dibuat menggunakan bebatuan asli daerah tersebut.

Menurut penelitian, batu sarsen ini didirikan sekitar 2500 SM. Bebatuan paling tinggi mencapai 30 kaki atau 9,1 meter, sedangkan bobot batu yang paling berat mencapai 30 ton.

Setelah asal-usul batu raksasa itu terungkap, pertanyaan mendasar selanjutnya adalah memahami bagaimana benda purba sebesar itu bisa berpindah dari Wiltshire ke lokasi Stonehenge sekarang.

“Mengingat ukurannya, mereka pasti menyeretnya dengan roller. Kami tidak tahu rutenya, tapi kami sudah tahu titik awal dan titik akhirnya,” ujar David Nash, peneliti dari Universitas Brighton, dikutip darti New Scientist, Rabu (04/08/2021).

Di satu sisi, bahkan bluestone yang ukurannya lebih kecil diketahi berasal dari Pembrokeshire, Wales, yang berjarak 150 mil atau 250 kilometer jauhnya.

Apa yang ditemukan Nash dan rekan-rekannya didasarkan pada analisis fragmen batu sarsen.

Fragmen itu awalnya diberikan sebagai suvenir kepada Robert Philips, pria yang bekerja dalam proyek stabilisasi megalit Stonehenge.

Phillips kemudian membawa batu itu ketika dia bermigrasi ke Amerika Serikat, sebelum akhirnya batu itu dikembalikan ke Inggris pada 2018 untuk keperluan penelitian.

Suvenir lama itu kemudian menjadi sampel paling penting bagi para peneliti.

Sebab dengan fragmen itu, para ahli punya kesempatan untuk melacak unsur geokimia yang terdapat dalam sarsen.

Setelah dianalisis, hasilnya menunjukkan bahwa 50 sarsen mengandung lebih dari 99 persen silika, serta ada unsur-unsur lain termasuk aluminium, kalsium, dan besi.

“Saya harap apa yang kami temukan dapat menjelaskan lebih banyak tentang upaya besar dalam membangun Stonehenge,” ujar Nash.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button