
Kembaratimur.com – Sudah sekitar 13 jam lamanya, pemukiman warga Gang Komodo dan Gang Taruna, Desa Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kaltim direndam banjir.
Kondisi tersebut membuat cemas warga. Apalagi, sekitar pukul 18.00 Wita debit air terus naik. Warga yang mulai khawatir melakukan upaya antisipasi.
Mereka bukan pergi mengungsi. Tapi yang dilakukan, warga langsung menyelamatkan barang-barang berharga milik mereka. Lalu, menyimpannya di tempat yang lebih tinggi.
Baju-baju misalnya, dikeluarkan dari lemari. Lalu dibungkus kantor plastik. Selanjutnya, diletakkan di atas lemari. ”Air masuk ke rumah sudah dari jam 6 pagi, semakin lama semakin tinggi dan terus naik,” ucap Yupi, warga Gang Taruna.
Debit air yang sepaha orang dewasa di jalanan hingga masuk ke dalam rumah bagi Yupi dan warga setempat sangat mengkhawatirkan. Tanda bahaya air akan terus naik hingga menenggelamkan tempat tinggal mereka.
Karena itu, dia dan warga lainnya langsung menyelamatkan barang-barang berharga. Semua baju dibungkus dan dinaikkan ke atas lemari. Barang berharga juga diamankan.
”Kalau air terus naik terpaksa kami cari tempat pengungsian,” tuturnya.
H. Mappesona, seorang warga Gang Komodo mengatakan hujan yang turun sejak semalam menyebabkan sejumlah ruas jalan dan rumah di Gang Taruna dan Gang Komodo terendam banjir. Dia menyebut banjir tersebut terparah sepanjang sejarah Kota Sangatta.
“Genangan air sampai di paha orang dewasa, dua puluh tahun saya di Sangatta tapi baru merasakan banjir separah ini,” ucapnya.
Dia khawatir air terus naik hingga warga akan terjebak banjir dan sulit dievakuasi. “Ini bahaya kalau air terus naik, harus ada upaya antisipasi dari pemerintah daerah,” ujar H Mappesona.
Sementara Andi, seorang pekerja perusahaan mengatakan, banjir menghambat aktivitas mereka. Jika sebelumnya berangkat kerja menggunakan motor, namun karena banjir ia terpaksa jalan kaki keluar dari gang.
“Sangatta sering banjir, tapi biasanya tidak separah ini. Berangkat kerja kita terpaksa jalan kaki karena air sudah sampai di knalpot motor, takut kena mogok,” katanya.
Beda lagi dengan Lia, warga Gang Komodo yang khawatir buaya keluar di musim banjir. Pemukiman warga Gang Komodo diketahui sangat dekat dengan sungai.
“Tadi ada yang lihat buya di sekitar sungai,” tuturnya.
Selain Gang Komodo dan Gang Taruna, banjir juga melanda sejumlah wilayah lain di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.
Di Sangatta Utara, daerah yang juga terdampak banjir antara lain APT Pranoto, Gang Masjid, Gang Taruna, dan Gang Mursalim, dan Cempaka, sekitar Jalan Karya Etam, Gang Pinang Dalam, Rudina dan Jalan Poros Kabo.
Sementara di Sangatta Selatan, banjir merendam pemukiman warga di Kampung Kajang, Loa Hitam, Gunung Teknik, Masabang, dan Dusun Margo Rukun.
Dari informasi dihimpun, BPBD dan Dinas Sosial melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kutim telah menurunkan personel untuk berpatroli dan mengevakuasi korban terdampak banjir. Pendataan jumlah rumah dan warga yang terdampak banjir masih terus berlangsung.
Meluapnya sungai Sungai Sangatta diduga diakibatkan curah hujan tinggi dari hulu atau banjir kiriman. Sebab curahan hujan di wilayah Sangatta Utara dan Sangatta Selatan sejak semalam terpantau tidak begitu deras.
Tak hanya banjir, hujan juga membuat Jalan Poros Sangatta – Bontang sekitar Kilometer 20 di terjang longsor. Bukit di kanan kiri jalan itu ambruk hingga menutup penuh badan jalan. Akibatnya koneksitas jalur lalu lintas antar kota terputus.
Namun demikian, jalan penghubung itu telah dibenahi oleh pemerintah setempat dengan menurunkan alat berat untuk memindahkan material tanah berlumpur akibat longsor tersebut. (*).