Diskominfo Kutim Perkuat Sinergi Media Lokal untuk Tangkal Hoaks di Era Digital

KEMBARA TIMUR – Derasnya arus informasi di era digital menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kutai Timur (Kutim) dalam menjaga kualitas informasi yang beredar di tengah masyarakat. Kepala Diskominfo Kutim, Ronny Bonar, menegaskan bahwa pihaknya terus memperkuat peran media lokal sebagai mitra strategis untuk meminimalisir penyebaran hoaks.
Ronny menjelaskan, secara prinsip pemerintah tidak dapat membatasi penyebaran informasi, namun masyarakat maupun insan pers tetap diwajibkan melakukan konfirmasi sebelum mempublikasikan sebuah berita. “Penyebarluasan informasi tidak boleh dihalangi, tapi sebelum disebarkan harus mengonfirmasi dulu kepada pihak yang bersangkutan. Itu aturan dasar dalam dunia jurnalistik,” tegasnya saat ditemui belum lama ini.
Tantangan terbesar yang dihadapi Diskominfo adalah maraknya informasi tidak benar yang justru bersumber dari media luar Kutim. Kondisi ini membuat upaya klarifikasi menjadi lebih sulit karena sumbernya tidak berada dalam lingkup pengawasan atau komunikasi langsung dengan pemerintah daerah. “Banyak hoaks itu bukan dari media di Kutai Timur. Ini yang membuat proses penanganannya lebih kompleks,” ungkap Ronny.
Menghadapi situasi tersebut, Diskominfo Kutim memilih untuk memperkuat hubungan dengan media lokal. Ronny menilai media lokal memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam menyebarkan klarifikasi dan informasi yang akurat kepada masyarakat. “Kinerja dan sinergi dengan media yang ada di Kutim harus tetap terjalin. Teman-teman media inilah yang bisa membantu menangkal berita-berita negatif,” ujarnya.
Selain itu, Diskominfo juga terus mempelajari berbagai strategi untuk mengantisipasi pola-pola penyebaran hoaks yang semakin canggih, termasuk hoaks yang bersifat menggiring opini publik. Menurut Ronny, verifikasi harus menjadi langkah utama sebelum pemerintah memberikan pernyataan resmi terkait isu tertentu. Langkah ini penting agar pemerintah tidak terpancing dan tetap berada pada koridor informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ronny menambahkan, upaya menangkal hoaks tidak hanya menjadi tugas pemerintah, melainkan juga membutuhkan kesadaran kolektif masyarakat untuk tidak mudah membagikan informasi tanpa memastikan kebenarannya. “Yang paling penting adalah bagaimana kita bersama-sama membangun ekosistem informasi yang sehat. Hoaks pasti ada, tapi bagaimana kita menghadapinya itu yang harus disiapkan,” tutupnya.(adv/Iw)




