Kutai Timur

Aklamasi di Rumah Adat, Agusriansyah Ridwan Kembali Pimpin KKDB Kutim

Musyawarah Tudag Sipulung menetapkan Agusriansyah memimpin KKDB Kutai Timur periode 2026–2030

KEMBARA TIMUR – Siang itu, Kamis (4/12/2025). Rumah Adat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan di Sangatta tampak lebih hidup dari biasanya. Angin lembut membawa aroma kayu yang menguar dari bangunan tradisional itu, bercampur dengan percakapan hangat warga Barru yang datang dari berbagai kecamatan di Kutai Timur (Kutim). Mereka berkumpul dalam Tudag Sipulung, sebuah tradisi musyawarah yang telah lama menjadi perekat perantau Barru di tanah rantau.

Di antara balutan suasana yang akrab, hadir tokoh-tokoh penting: Anggota DPRD Kutim Hj. Uci, Kapolsek Sangatta Utara IPTU Alan Firdaus, .H., S.sos., M.Si, para pengurus KKDB, hingga sesepuh-sesepuh yang sejak dulu setia menjaga identitas budaya Barru.

Pertemuan itu bukan sekadar agenda tahunan. Ia adalah titik balikm,omen memilih pemimpin baru untuk membawa organisasi menapak masa depan.

Masykur, ketua panitia, membuka acara dengan nada penuh rendah hati. Dalam sambutannya ia menyinggung pentingnya regenerasi kepengurusan KKDB yang berlangsung setiap lima tahun.

“Mohon maaf apabila dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat kekurangan. Terima kasih kepada seluruh panitia yang bekerja keras sehingga acara ini bisa berjalan sesuai harapan,” tuturnya.

Di belakang kata-kata itu, terselip kesadaran bahwa organisasi besar hanya bertahan jika estafetnya berjalan, bukan berhenti di satu tangan.

Ketua KKDB sebelumnya, Dr. H. Agusriansyah Ridwan, S.IP., M.Si., menyampaikan refleksi lima tahun kepemimpinan. Dengan suara yang tenang namun tegas, ia mengakui bahwa sejumlah bidang belum bekerja optimal: pelestarian budaya, pelatihan barasanji, family gathering, dan pendataan warga.

“Ke depan, jangan lagi sentralistik. Bidang-bidang harus bekerja. Kita punya banyak potensi, tinggal bagaimana menggerakkannya,” katanya.

Pernyataan itu menggambarkan sikap seorang pemimpin yang membaca realitas, bukan sekadar menutup rapat catatan kekurangan.

Di tengah forum, Kapolsek Sangatta Utara IPTU Alan Firdaus tampil memberikan sambutan. Ia tidak hanya hadir sebagai tamu, tetapi juga sebagai bagian dari komunitas.

“Saya siap menjadi bagian dari Kerukunan Keluarga Daerah Barru Kutai Timur,” ucapnya, disambut tepuk tangan hangat.

Tak lama kemudian, giliran Hj. Uci menyampaikan pesan yang mengejutkan banyak peserta. Anggota DPRD Kutim itu memberberkan komitmennya untuk menghibahkan sebidang tanah bagi KKDB Kutim. Sebuah langkah yang memperlihatkan bahwa organisasi ini bukan hanya ruang nostalgia, tetapi juga wadah yang layak didukung dalam pembangunan masyarakat.

Proses penjaringan calon ketua sudah dilakukan jauh hari sebelumnya, melalui komunikasi dengan berbagai Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di Kutim: Bengalon, Teleng, Pembeng hingga Wahau. Hasilnya jelas: tak ada perdebatan berarti, tak ada tarik-menarik kepentingan. Di ruang sipulung itu, nama Agusriansyah kembali menguat.

Melalui kesepakatan bulat, ia ditetapkan secara aklamasi sebagai Ketua KKDB Kutai Timur periode 2026–2030.

Usai terpilih, Agusriansyah berbicara dengan nada yang lebih lugas. Ia berbicara tentang struktur, kolaborasi, dan wajah baru bagi organisasi.

“Kita kolaborasikan pengurus lama dan yang baru. Kepengurusan sebelumnya sangat minim, dan ke depan strukturnya harus lebih lengkap,” ujarnya.

Ia menekankan perlunya mengakomodasi tokoh-tokoh baru yang sudah menyatakan kesiapan untuk terlibat dalam organisasi. Bagi Agusriansyah, organisasi hanya akan kuat jika dikelola oleh banyak tangan, bukan satu dua figur.

“Dengan adanya tambahan orang-orang baru yang ingin eksis menjadi pengurus, tentu akan kita akomodir,” tambahnya.

Tahapan awal kepemimpinan baru sudah disiapkan. Pertama, menyusun struktur lengkap. Kedua, mengajukan pengesahan ke Dewan Pimpinan Pusat. Lalu, pelantikan, kemudian rapat kerja.

“Setelah melengkapi struktur, kita kirim ke DPP untuk SK. Setelah itu pelantikan dan rapat kerja,” jelasnya.

Ia juga optimistis dengan masa depan KKDB Kutim. Kolaborasi dengan pemerintah daerah, pelestarian budaya Barru, serta pemberdayaan masyarakat menjadi tiga arah besar yang akan dijalankan.

“Dengan bergabungnya tokoh-tokoh baru, saya optimis KKDB bisa semakin melestarikan budaya Barru, berkolaborasi dengan pemerintah daerah, dan memberdayakan masyarakat,” tegasnya.

Untuk susunan nama-nama pengurus, Agusriansyah menyatakan akan menyerahkannya kepada tim formatur.

“Belum. Kita bentuk dulu tim formatur. Mereka yang menyusun nama-nama yang masuk,” katanya menutup rangkaian musyawarah hari itu. (Fitrah Jaya).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button