KEMBARA TIMUR – Kecamatan Batu Ampar, Kutai Timur, masih menghadapi tantangan serius dalam pemenuhan sumber daya manusia kesehatan (SDM), meskipun telah memiliki gedung Puskesmas baru yang memadai di Batu Timbau. Puskesmas tersebut saat ini hanya memiliki satu dokter yang harus merangkap berbagai tanggung jawab, jauh dari standar ideal.
Camat Batu Ampar, Suriansyah, mengungkapkan bahwa kekurangan tenaga medis, termasuk dokter dan dokter gigi, selalu menjadi prioritas yang diajukan kepada Dinas Kesehatan.
“Harapan kita sebenarnya kan itu harusnya ada dokter paling tidak dua, kemudian dokter gigi,” kata Suriansyah belum lama ini.
Status Puskesmas Batu Ampar yang kini menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebenarnya membuka peluang baru. Dengan status BLUD, manajemen Puskesmas memiliki fleksibilitas untuk melakukan rekrutmen tenaga kesehatan secara mandiri.
“Kabarnya terakhir karena dia itu sudah Badan Layanan Umum Daerah, mereka membuka peluang untuk merekrut tenaga kesehatan lagi,” jelas Suriansyah.
Namun, tantangan terbesar saat ini adalah daya tarik lokasi. Pertanyaan krusialnya, apakah ada tenaga kesehatan yang bersedia bekerja di daerah yang dianggap terpencil?
Suriansyah menyoroti bahwa tenaga yang direkrut BLUD tidak serta-merta menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan gaji yang ditawarkan mungkin tidak sebanding dengan insentif yang diterima PNS.
“Kendalanya apakah ada yang mau bekerja di daerah yang terpencil, kita sebut terpencil ya. Bukan jadi pegawai negeri dan dengan gaji yang mereka tawarkan,” ungkapnya.
Pemerintah Kecamatan Batu Ampar sangat berharap agar upaya rekrutmen BLUD ini berhasil menarik tenaga kesehatan yang kompeten, sehingga kualitas layanan kesehatan di Puskesmas, yang menjadi rujukan utama bagi tujuh desa, dapat meningkat signifikan. (adv/iw)
