KEMBARA TIMUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur (Kutim) kembali mengingatkan publik soal dua ancaman bencana utama yang terus berulang setiap tahun: kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta banjir. Identifikasi risiko ini menjadi dasar penyusunan strategi penanganan bencana, terutama di tengah pola cuaca ekstrem yang semakin sulit diprediksi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kutim, Muhammad Naim, menjelaskan bahwa dinamika bencana di Kutim sangat ditentukan oleh fase musim. Penilaian tersebut merujuk pada kajian kebencanaan internal BPBD serta pembaruan cuaca harian dari BMKG.
“Dari kajian yang sudah kita susun, ada dua bencana yang paling dominan saat ini,” ujar Naim saat dikonfirmasi belum lama ini.
Menurutnya, peta risikonya terbagi jelas:
Musim panas meningkatkan ancaman Karhutla, terutama di kawasan gambut dan lahan kering.
Musim hujan memicu risiko banjir, khususnya di dataran rendah dan wilayah yang berada dekat aliran sungai.
Saat ini Kutim telah memasuki periode basah berdasarkan rilis BMKG. BPBD pun meminta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap kenaikan debit air di titik-titik rawan yang hampir setiap tahun mengalami luapan sungai.
“Kalau sudah masuk musim penghujan, maka risiko yang kita hadapi adalah banjir. Setiap hari BMKG merilis data dan kita jadikan rujukan untuk respons cepat,” tegas Naim.
Namun di luar dua ancaman utama tersebut, Naim menekankan bahwa tugas BPBD tidak berhenti pada bencana alam yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007. Dalam banyak kasus, BPBD juga turun menangani kedaruratan lain yang bersifat kemanusiaan, mulai dari evakuasi warga, pohon tumbang, hingga insiden yang membutuhkan respon cepat.
“Kalau ada laporan masyarakat, teman-teman langsung bergerak. Jiwa sosial mereka tinggi, jadi walaupun bukan kategori bencana sesuai undang-undang, kami tetap turun membantu,” ujarnya.
BPBD Kutim memastikan seluruh kanal informasi tetap aktif serta meminta warga segera melapor ketika menemukan situasi yang berpotensi membahayakan. (adv/Q/Ih).
