Diskominfo Kutim Tegaskan Pentingnya Sinkronisasi Data Lewat Rakor Operator Satu Data

KEMBARA TIMUR – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali menegaskan komitmennya memperkuat tata kelola data daerah. Melalui Rapat Koordinasi (Rakor) Operator Satu Data Kutai Timur Tahun 2025 yang digelar di Aula Hotel Teras Belad, Sangatta Utara, Jumat (21/11/2025), pemerintah menekankan pentingnya membangun ekosistem data yang konsisten, terintegrasi, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Acara dibuka oleh Sekretaris Diskominfo Staper Kutim, Rasyid, mewakili Kepala Diskominfo Ronny Bonar H. Siburian. Rakor menghadirkan narasumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kutai Timur, Ari Sutyanto, serta diikuti operator data dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang selama ini menjadi produsen sekaligus pengguna data strategis daerah.
Dalam arahannya, Rasyid menyebut bahwa Satu Data Kutai Timur bukan hanya proyek administratif, tetapi fondasi untuk memperkuat pengambilan keputusan berbasis informasi yang valid.
“Satu Data ini bukan hanya pekerjaan Diskominfo atau walidata. Keberhasilannya sangat bergantung pada sinergi semua perangkat daerah. Karena itu, kita perlu membangun komunikasi yang lebih aktif dan terbuka,” ujarnya.
Ia mengakui sejumlah persoalan masih muncul di lapangan, mulai dari perbedaan format data antar-OPD, keterlambatan penyampaian pembaruan informasi, hingga minimnya pemahaman terhadap standar statistik nasional yang menjadi acuan integrasi Satu Data.
“Kalau formatnya berbeda-beda, kita akan sulit bicara akurasi. Kalau datanya terlambat, kita kehilangan momentum membuat kebijakan yang tepat. Ini yang perlu kita benahi bersama,” tegasnya lagi.
Narasumber dari BPS Kutim, Ari Sutyanto, menambahkan bahwa ketersediaan data yang berkualitas merupakan kunci pembangunan yang terukur. Ia menyoroti pentingnya metadata yang lengkap, kejelasan metodologi, serta siklus pembaruan data yang rutin.
“Data yang baik itu bukan sekadar tabel angka. Ia harus memiliki cerita, metode, dan dasar pencatatan. Tanpa itu, kita tidak bisa menilai apakah data tersebut bisa dipercaya,” jelas Ari.
Rakor ini juga membuka forum diskusi lintas OPD. Para operator data memanfaatkan sesi tersebut untuk menyampaikan sejumlah persoalan teknis, mulai dari keterbatasan SDM, sistem aplikasi yang belum sepenuhnya terhubung, hingga kendala koordinasi dengan unit penghasil data di tingkat kecamatan dan desa.
Diskusi berlangsung terbuka dan dinamis, menghadirkan sejumlah usulan penyempurnaan, seperti pembentukan kelompok kerja teknis per sektor, pelatihan berkala, hingga penyusunan standar operasional baru untuk memastikan keseragaman data.
Menutup rangkaian kegiatan, Rasyid kembali menekankan pentingnya komitmen kolektif.
“Kita tidak bisa membangun Kutim yang maju jika datanya tidak satu suara. Rakor hari ini adalah langkah awal. Yang jauh lebih penting adalah tindak lanjutnya,” katanya.
Ia berharap konsistensi kolaborasi antar-OPD dapat memperkuat kualitas data yang menjadi fondasi berbagai program pembangunan di Kutai Timur.
“Integrasi data bukan sekadar kewajiban, tetapi kebutuhan. Dengan data yang solid, kebijakan kita lebih tepat, lebih cepat, dan lebih bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya. (adv)




