Sudirman Latif Dorong RSUD Kudungga Jadi Motor Inovasi di Tengah Krisis Anggaran

KEMBARA TIMUR – Krisis fiskal yang membayangi banyak daerah belakangan ini memaksa pemerintah mencari cara baru mempertahankan layanan publik. Di Kutai Timur (Kutim), pesan itu kembali ditegaskan Asisten Administrasi Umum Setkab Kutim, Sudirman Latif, saat menghadiri launching buku Lean Hospital dan pemaparan Aksi Perubahan SIGAP RSUDKu di RSUD Kudungga, Selasa siang, 18 November 2025. Ia menyebut rumah sakit daerah harus berani tampil sebagai motor inovasi—bukan sekadar pengguna anggaran.

Acara yang dihadiri jajaran pejabat daerah dan perangkat dinas itu sejatinya menjadi momentum penting bagi RSUD Kudungga untuk menunjukkan arah pembenahan internalnya. Lean Hospital, buku yang digagas langsung oleh Direktur RSUD dengan dukungan Bupati Kutai Timur, memuat model efisiensi layanan dan pengurangan pemborosan yang diharapkan berdampak langsung pada mutu layanan dan kemandirian finansial rumah sakit.

Sudirman, yang didapuk melakukan launching resmi, menilai dua program buku Lean Hospital dan inovasi SIGAP RSUDKu sejalan dengan kebutuhan daerah saat ini. Ia menekankan bahwa keamanan layanan adalah fondasi dari semua program perubahan. “Ketika keamanan terjaga, pelayanan dan proyek perubahan lainnya akan berjalan optimal,” ujarnya.

Namun Sudirman tidak berhenti di aspek teknis layanan. Ia menyoroti persoalan yang lebih mendasar, struktur anggaran daerah yang belum sehat. Serapan anggaran masih bergantung pada transfer pusat, sementara ruang fiskal daerah menyempit. Kondisi ini menurutnya menuntut pola pikir baru di kalangan ASN.

“Kita tidak boleh hanya berpikir bagaimana menghabiskan anggaran, tetapi bagaimana mendatangkan pendapatan. Rumah sakit ini memiliki potensi besar. Pola kewirausahaan harus mulai diterapkan di setiap lini,” ucapnya.

Sudirman mengingatkan, proyek perubahan tidak boleh berhenti sebagai laporan akhir pelatihan. Sudirman meminta inovasi seperti SIGAP RSUDKu dimasukkan ke Renstra dan Renja agar menjadi bagian dari rencana pembangunan resmi, bukan sekadar program temporer.

Dalam kesempatan itu, Sudirman juga menyinggung dinamika kebijakan fiskal nasional, isu TKD, hingga tantangan daerah yang masih terbatas ruang geraknya. Situasi tersebut, katanya, justru menjadi alasan kuat RSUD Kudungga untuk mengambil peran lebih besar dalam menghasilkan nilai tambah bagi Kutim.

Sudirman memberikan apresiasi khusus kepada Direktur RSUD Kudungga dan para peserta aksi perubahan yang menggagas inovasi tersebut. Menurutnya, karakter berani berinovasi inilah yang dibutuhkan daerah pada masa fiskal ketat seperti sekarang.

“Semoga gagasan ini menjadi contoh bagi perangkat daerah lain. Bukan hanya meminta anggaran, tetapi juga menciptakan kontribusi nyata bagi pendapatan daerah,” tutupnya.(adv)

Exit mobile version