KEMBARA TIMUR – Suasana halaman Mapolres Kutai Timur (Kutim), Senin pagi, 17 November 2025, masih dipenuhi kabut tipis ketika Wakil Bupati Kutim Mahyunadi tiba untuk menghadiri apel gelar pasukan Operasi Zebra Mahakam. Di hadapannya, puluhan personel gabungan Polres, TNI, Satpol PP, Dishub, hingga petugas layanan public berdiri berbaris. Operasi yang digelar serentak di seluruh Indonesia itu akan berlangsung dua pekan ke depan.
Bagi Mahyunadi, agenda ini lebih dari sekadar rutinitas tahunan. Ia melihatnya sebagai peringatan keras bahwa keselamatan di jalan raya masih jauh dari harapan. “Korban kecelakaan lalu lintas sangat banyak,” katanya usai apel. “Bahkan lebih banyak dari kasus-kasus kriminal yang sering menjadi perhatian publik.”
Nada suaranya datar, namun tegas. Selama beberapa tahun terakhir, Kutai Timur memang mencatat tren kecelakaan yang tidak ringan, mulai dari pengemudi di bawah umur hingga perilaku sembrono yang marak dilakukan pengendara harian.
Dalam amanatnya, Mahyunadi menekankan bahwa disiplin berlalu lintas tidak bisa hanya bertumpu pada aparat. “Kedisiplinan itu harus kita yang menggerakkan sendiri,” ujarnya. “Tidak usah menunggu penegak aturan. Kita sendiri yang harus menegakkannya.”
Operasi Zebra Mahakam tahun ini akan menyasar pelanggaran yang selama ini menjadi pemicu kecelakaan fatal: tidak memakai helm, boncengan tiga orang, pengendara yang memainkan ponsel, hingga aksi nekat melawan arus. Kapolres Kutim, AKBP Fauzan Arianto, menyebut tindakan hukum akan dibarengi edukasi langsung kepada pengendara.
Mahyunadi berharap operasi tahun ini menciptakan perubahan yang lebih mendasar. Bukan hanya menurunkan angka pelanggaran, tetapi menggeser pola pikir warga: bahwa keselamatan bukan urusan aparat, tetapi kebiasaan yang dibangun setiap hari.(adv)
