KEMBARA TIMUR – Menjelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Timur 2026, derap langkah persiapan mulai terasa di kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Timur (Kutim). Di ruang rapat yang tak pernah benar-benar sepi, Kepala Dispora Basuki Isnawan memastikan satu hal, kekuatan atlet tak hanya ditentukan oleh latihan, tetapi juga oleh kerja organisasi yang rapi.
Basuki menyebut fase Pra Porprov kemarin menjadi semacam cermin. Kutim tampil cukup percaya diri, beberapa cabang olahraga, seperti kriket, bahkan pulang dengan emas. Namun bagi Basuki, capaian itu bukan akhir, melainkan awal untuk menata ulang pola komunikasi dan pembinaan. “Banyak cabor yang lolos dari Pra Porprov, ada yang sudah membawa emas. Itu menjadi bukti bahwa pembinaan kami dengan KONI sudah berjalan di rel yang benar,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjannya awal pekan ini.
Yang ia soroti bukan semata hasil pertandingan, tetapi bagaimana komunikasi antara KONI dan setiap cabor bisa berjalan tanpa jeda. Ia ingin jalur diskusi tetap terbuka, kritik bisa disampaikan langsung, dan evaluasi tidak menunggu rapat formal. “Kami minta koordinasi dilakukan intens. Komunikasi efektif itu kunci agar setiap cabor bisa menilai titik lemah mereka dan memperbaiki strategi,” kata Basuki.
Menurutnya, hubungan KONI dengan pengurus cabor saat ini sudah lebih cair ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada lagi sekat birokrasi yang membuat informasi lambat bergerak. Bagi Basuki, keharmonisan itu tak kalah penting dari volume latihan atlet.
Dengan modal performa pra-kualifikasi dan perbaikan organisasi di belakang layar, Basuki mulai memasang target. Kutim, katanya, tak ingin hanya menjadi peserta. Ia berharap cabang yang belum mencicipi medali emas di fase pra-kualifikasi bisa melakukannya di Porprov nanti. “Kami optimistis bisa masuk tiga besar. Insyaallah,” ujar Basuki menutup percakapan.(adv/Q)
