AdvertorialPemkab Kutim

Diabetes Usia 20-an Meningkat, Dinkes Kutim Pasang Alarm Dini

KEMBARA TIMUR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim) belakangan mencatat pola baru yang cukup mengkhawatirkan. Penyakit Tidak Menular, khususnya diabetes melitus, kini tak lagi identik dengan usia lanjut. Di beberapa puskesmas, petugas mulai menemukan gejala penyakit itu pada warga berusia awal 20-an.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Sumarno, menyebut fenomena ini sebagai alarm dini bagi daerah. “Sekarang anak muda usia 20 tahun sudah banyak yang kena kencing manis,” katanya, beberapa waktu lalu. Ia menilai perubahan gaya hidup generasi muda bergerak terlalu jauh dari pola sehat: aktivitas fisik kian sedikit, sementara konsumsi gula dan makanan berlemak melonjak.

Menurut Sumarno, kebiasaan makan masyarakat ikut berubah. Jika dulu makanan cenderung dikonsumsi sekadarnya, kini gaya hidup serba instan dan mudahnya akses pada minuman manis membuat konsumsi melampaui kebutuhan tubuh. “Gula memang dibutuhkan, tapi kalau berlebihan bisa berbahaya. Keseimbangan itu kuncinya,” ujarnya.

Untuk merespons tren ini, Dinkes Kutim mengandalkan program Cek Kesehatan Keluarga (CKG), sebuah skema deteksi dini yang memungkinkan petugas menemukan tanda-tanda penyakit sebelum berkembang lebih berat. Hasil pemeriksaan yang menunjukkan risiko tinggi langsung ditindaklanjuti.

“Dengan CKG kita bisa tahu lebih awal. Begitu ada temuan, petugas langsung bertindak,” kata Sumarno. Ia menyebut pencegahan dini sebagai investasi jangka panjang, terutama untuk melindungi kelompok usia produktif dari penyakit yang sebenarnya bisa dihindari.

Di ujung percakapan, Sumarno mengajak masyarakat lebih disiplin menjaga pola hidup. “Hidup sehat itu sederhana asal mau dijalankan. Kurangi gula, banyak bergerak, dan periksa kesehatan secara rutin,” tuturnya.(adv/Q).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button