
KEMBARA TIMUR — Menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta ancaman banjir yang mulai meningkat di sejumlah wilayah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur (Kutim) memperkuat strategi mitigasi dengan sistem logistik tiga lapis. Langkah ini dipandang penting untuk memastikan respons darurat bisa dilakukan lebih cepat, tepat, dan menjangkau wilayah yang sulit mobilitas.
Kesiapan logistik tiga lapis tersebut mencakup penyediaan peralatan dasar di tingkat kecamatan, logistik penanganan darurat di gudang BPBD kabupaten, serta cadangan dukungan lintas sektor yang dapat digerakkan saat terjadi peningkatan status bencana. Mekanisme ini disusun untuk meminimalkan waktu tunggu dan memastikan kebutuhan kritis dapat langsung disalurkan ke titik kejadian.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kutim, Muhammad Naim, menyebut bahwa kesiapan logistik menjadi kunci ketika bencana terjadi secara bersamaan di beberapa lokasi.
“Alhamdulillah, kita sudah membentuk banyak relawan. Tantangan berikutnya adalah bagaimana semua kekuatan ini—relawan, logistik, dan respons cepat—bisa dipraktikkan secara efektif di lapangan,” ujarnya saat dikonfirmasi belum lama ini.
Selain menyiapkan logistik berlapis, BPBD juga memperkuat jaringan relawan sebagai garda terdepan. Relawan yang dibentuk meliputi Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk antisipasi karhutla serta kelompok Sekolah Tangguh Bencana (STB) sebagai bagian dari edukasi kesiapsiagaan.
Naim menegaskan bahwa edukasi kepada publik kini menyentuh berbagai kelompok usia. Baru-baru ini BPBD menerima kunjungan anak-anak taman kanak-kanak (TK) untuk mengenal peralatan penanganan bencana.
“Jumat kemarin kami menerima kunjungan anak-anak dari TK. Kami menjelaskan semua peralatan dan fungsinya dalam penanganan lapangan,” katanya.
Di sisi lain, penguatan mitigasi juga dilakukan melalui pembentukan dan pelatihan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang melibatkan personel BPBD serta unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Tim ini disiapkan untuk menghadapi kondisi darurat yang berkembang cepat, terutama saat memasuki puncak musim hujan.
“Forum koordinasi berjalan, TRC sudah kami bentuk dan latih. Sekarang tinggal memastikan semua elemen siap bergerak,” tutup Naim. (adv/Q/Ih).




