AdvertorialPemkab Kutim

BPBD Kutim Perkuat Jaringan Relawan sebagai Garda Awal Penanggulangan Bencana

KEMBARA TIMUR – Semakin banyak warga Kutai Timur (Kutm) yang mengenakan rompi oranye relawan bencana. Di kantor BPBD Kutim, daftar nama para relawan dari berbagai sektor kini menempati satu papan khusus, bukti bahwa partisipasi publik dalam penanggulangan bencana mulai tumbuh menjadi gerakan yang lebih terstruktur. Di balik perkembangan ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendorong percepatan pembentukan relawan sebagai fondasi pertahanan pertama saat bencana datang tiba-tiba.

Muhammad Naim, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, menyebut geliat pembentukan relawan sebagai sinyal positif. Ia menilai antusiasme masyarakat mulai beranjak melampaui sekadar hadir dalam sosialisasi. “Alhamdulillah, kita sudah banyak membentuk relawan. Tinggal bagaimana mereka bisa mempraktikkan perannya di lapangan,” katanya.

Skema relawan yang dibangun BPBD tidak satu jalur. Untuk ancaman karhutla, misalnya, Bidang Pencegahan membentuk kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) di beberapa titik rawan. Untuk kesiapsiagaan di lingkungan pendidikan, BPBD mendorong terbentuknya Sekolah Tangguh Bencana (STB), yang menyasar siswa hingga tenaga pendidik. Di sekolah-sekolah inilah BPBD rutin menggelar simulasi evakuasi dan pelatihan dasar.

Pendekatan edukasi bencana kali ini bahkan menyentuh kelompok usia yang lebih belia. Naim bercerita tentang kunjungan anak-anak TK ke kantor BPBD beberapa hari lalu. Para petugas memperlihatkan peralatan darurat, dari helm penyelamat hingga pompa air portable. “Kita jelaskan semua peralatan dan gunanya. Setidaknya mereka mengenal sejak dini,” ujarnya.

Selain relawan dari masyarakat, BPBD memperkuat jalur internal dengan mengaktifkan Tim Reaksi Cepat (TRC). Berbeda dari relawan umum, TRC dilatih dengan prosedur teknis dan mobilisasi cepat. Anggotanya bukan hanya pegawai BPBD, melainkan juga perwakilan dari sejumlah OPD. Pelibatan lintas sektor ini dipandang penting, mengingat bencana sering kali memerlukan respons yang lebih luas dari sekadar satu instansi.

“TRC sudah terbentuk dan sudah kami latih. Jadi kesiapsiagaan ini tidak berdiri sendiri,” kata Naim.

Di tengah cuaca yang makin tak menentu, perluasan jaringan relawan menjadi strategi BPBD Kutim untuk tidak hanya mengandalkan perangkat struktural pemerintah. Relawan, menurut Naim, adalah jembatan pertama antara informasi, peringatan, dan penyelamatan.(advQ)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button