Kutai Timur

36 Putra-Putri Terbaik Kutim Ikuti Upacara Tantingan Paskibraka 2025

SANGATTA, KEMBARA TIMUR – Di halaman Gedung BKPSDM Kutai Timur (Kutim), Kamis pagi (24/07/2025), deretan remaja berseragam tampak berdiri tegap di bawah terik matahari. Raut wajah mereka mencerminkan semangat yang menggebu sekaligus ketegangan. Mereka adalah 36 calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kutai Timur tahun 2025, yang tengah mengikuti Upacara Tantingan, ritual simbolik sebelum resmi memasuki masa karantina dan pelatihan intensif.

Upacara tantingan bukan sekadar tradisi. Di balik prosesi yang tampak formal itu, tersimpan makna penting: menguji mental dan kesiapan para calon Paskibraka dalam menjalani disiplin dan dedikasi selama masa pendidikan.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutim, Tejo Yuwono, menegaskan bahwa momen ini adalah titik awal untuk membentuk karakter para peserta.

“Paskibra bukan hanya soal baris-berbaris, melainkan juga pengabdian, keteladanan, dan jiwa nasionalisme,” ungkap Tejo dalam sambutannya.

Tejo mengingatkan bahwa tugas Paskibraka adalah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar—mengibarkan Sang Saka Merah Putih pada peringatan Hari Kemerdekaan.

“Kalian adalah putra-putri terbaik Kutai Timur yang dipilih melalui proses seleksi ketat. Saya berpesan jaga kesehatan dan kebugaran selama masa latihan, patuhi instruksi pelatih dan tumbuhkan rasa persaudaraan,” tambahnya.

Dari semula 222 peserta yang mendaftar secara daring melalui aplikasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), hanya 122 yang dinyatakan lolos verifikasi. Dari jumlah itu, para peserta disaring kembali melalui seleksi fisik dan mental di GOR Kudungga selama empat hari pada bulan Mei.

Kepala Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama (Iwakososbudgama) Kesbangpol Kutim, Hapiah, menjelaskan bahwa proses seleksi tidak hanya dilakukan di tingkat daerah.

“Yang lolos mendaftar di aplikasi, kita panggil untuk menjalani seleksi secara langsung selama empat hari, di GOR Kudungga, pada bulan Mei lalu,” ujarnya.

Selanjutnya, hasil seleksi itu dimasukkan kembali ke aplikasi BPIP untuk diolah secara objektif menggunakan sistem peringkat nasional.

“Dari hasil seleksi perangkingan itu, lolos sebanyak 36 orang sesuai dengan jumlah anggota Paskibraka yang dibutuhkan ditingkat kabupaten. Jadi prosesnya memang cukup panjang dan memakan waktu sampai berbulan-bulan,” ungkap Hapiah.

Tahun ini, Kesbangpol Kutim juga mengirim enam calon untuk seleksi di tingkat provinsi. Dari enam orang itu, empat berhasil melaju sebagai Paskibraka tingkat Kaltim, sementara dua lainnya kembali ke kabupaten.

“Kita mengirim 6 orang calon Paskibraka ke provinsi, 3 orang putra dan 3 orang putri. Dari 6 orang ini, 2 orang dikembalikan ke kabupaten dan 4 orang lainnya lolos menjadi Paskibraka tingkat provinsi,” jelasnya.

Sayangnya, tak satu pun dari mereka berhasil menembus seleksi Paskibraka Nasional.

“Sebetulnya, 6 orang Paskibraka yang kami kirim ini juga mengikuti seleksi nasional. Cuman tidak ada yang lolos di pusat, 4 orang lolos di provinsi dan 2 lainnya dikembalikan ke kabupaten,” tutup Hapiah.

Meski demikian, semangat para calon Paskibraka tetap membara. Tantangan berat di depan mereka bukan hanya tentang mengibarkan bendera—tetapi juga menjaga martabat dan nama baik daerah, serta membuktikan bahwa mereka layak menyandang predikat sebagai penjaga kehormatan Merah Putih.(Ital).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button