Posyandu Jadi Andalan Muara Enggelam Tekan Kasus Stunting

KUTAI KARTANEGARA — Upaya Pemerintah Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis, dalam menekan angka stunting mulai membuahkan hasil. Berdasarkan data terbaru, kasus stunting di desa yang berdiri di atas Sungai Mahakam itu menunjukkan tren penurunan.
Kepala Desa Muara Enggelam, Madi, menyebut keberhasilan ini tak lepas dari kerja kolaboratif antara kader Posyandu, tenaga kesehatan, dan dukungan penuh dari pemerintah desa. Posyandu menjadi ujung tombak dalam deteksi dini dan edukasi langsung kepada masyarakat.
“Kadang orang tua tidak sadar anaknya tergolong stunting karena kelihatan aktif. Tapi pertumbuhannya lambat. Di sinilah pentingnya peran kader Posyandu,” ujar Madi.
Program percepatan penurunan stunting juga mendapat dukungan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) serta Dinas Kesehatan Kukar. Keduanya aktif dalam pelatihan kader dan pendampingan teknis di lapangan.
Sebagai bentuk komitmen, Pemdes Muara Enggelam mengalokasikan anggaran khusus sebesar Rp70 juta selama 2024. Dana tersebut difokuskan untuk penyediaan makanan bergizi dan edukasi rutin yang digelar dua hingga tiga kali setiap bulan.
“Kami fokuskan anggaran itu untuk penyediaan makanan bergizi dan kegiatan edukasi,” tambah Madi.
Langkah intervensi juga diperkuat dengan menghadirkan dokter spesialis guna memeriksa dan mengevaluasi kondisi balita secara menyeluruh.
Meski capaian positif mulai terlihat, tantangan tetap ada. Madi menyoroti pentingnya membangun kesadaran orang tua terhadap pemantauan tumbuh kembang anak. Kader Posyandu pun terus melakukan pendekatan persuasif, khususnya kepada para ibu rumah tangga.
“Kami ingin memastikan setiap anak di Muara Enggelam tumbuh sehat dan cerdas,” tegasnya.
Program ini menjadi bukti bahwa intervensi lokal yang konsisten dan berbasis komunitas mampu membawa perubahan nyata di wilayah terpencil. Muara Enggelam kini jadi contoh bahwa desa di atas sungai pun bisa bergerak cepat demi masa depan anak-anaknya. (adv/rh)