Kutai Kartanegara – Makanan tradisional “Cenil” menyimpan sejuta kenangan bagi masyarakat Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun Darat. Makanan yang identik berwarna-warni itu selalu disajikan pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) desa.
Kepala Desa (Kades) Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto mengatakan, festival Cenil sudah menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Hal ini tak bisa dipisahkan, karena makanan dari olahan singkong ini memiliki cerita tersendiri.
“Kita melestarikan sebuah budaya, kearifan lokal yang pernah ada,” kata Lilik, Kamis (16/5/2024).
Cenil ini erat kaitannya dengan masa transmigrasi dulu. Waktu itu hanya tanaman singkong yang mampu bertahan di tanah gersang. Ketika pembukaan lahan baru, para orang tua dulu hanya menanam singkong untuk bahan makanan sehari-hari, penganti beras.
Tak ingin anak-anaknya bosen makan singkong terus. Kemudian mengolah umbi-umbian menjadi beraneka ragam makanan, salah satunya cenil.
“Supaya anak-anaknya tidak bosan makan singkong, maka orang tuanya mengolah menjadi berbagai macam bentuk dan warna,” pungkasnya. (ah/advdiskominfokukar)