KEMBARA TIMUR – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Ismail ST menyatakan, nelayan Kabupaten Kutai Timur (Kutim), hingga kini belum memiliki stasiun pengisian bahan bakar untuk umum atau SPBU khusus yang produktif sehingga sering kesulitan memperoleh bahan bakar minyak untuk melaut.
“Kita punya laut terlalu panjang, tapi sampai hari ini, belum ada SPBU khusus nelayan yang produktif di Kutai Timur,” ujar Ismail ST saat mengikuti forum diskusi umum bertajuk strategi pembangunan sektor kelautan dan perikanan di wilayah Kutim dalam mendukung IKN, Selasa (7/11/2023).
Legislator Partai Nasdem ini mengaku prihatin atas masalah dan nasib yang dihadapi oleh nelayan. Bukan saja persoalan kemiskinan, nelayan juga kerap menghadapi berbagai masalah seperti sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) khusus nelayan.
“BBM ini di disamping mahal dan langka, jangkauan untuk mendapatkan bahan bakar nelayan ini cukup jauh. Sudah mahal, jangkauan jauh sehingga jadinya berlipat-lipat pengeluaran nelayan,” ucap Ismail.
Untuk itu, ia meminta pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi untuk memberikan memperhatikan serius kepada nelayan. Menghadirkan 2-3 SPBU khusus nelayan yang produktif di Kutim.
Di sisi lain, kata Ismail, banyak spot-spot tangkap ikan yang sebelumya digunakan nelayan di Kutim, tapi tidak bisa digunakan lagi, karena sudah bersentuhan langsung dengan aktifitas perusahaan, seperti perusahaan pertambangan baru bara dan semen di Kecamatan Kaliorang.
“Makanya perusahaan-perusahaan itu harus ditekankan agar mengeluarkan CSR-nya untuk membantu nelayan yang terdampak, karena nelayan ini kan’ dibatasi untuk masuk ke wilayah spot laut itu,” tutup wakil rakyat tiga periode tersebut.(adv).